Selasa, 23 Oktober 2018

MORFOLOGI POHON

Tidak ada komentar :
Morfologi: Ilmu yg mempelajari ttg bentuk, sifat dan susunan tubuh bagian luar.


-Penting utk pengenalan jenis pohon
-Morfologi terkait dg lingkungan (ekologi),  fisiologi, dsb.
-Yang dibahas: daun, bunga, buah, batang dan akar di atas tanah

A. Daun
1.Bagian-bagian daun :

•Yang lengkap terdiri dari :
 1. pelepah 2. tangkai 3. helaian

•Pohon (umumnya): tangkai & helaian

•Yang khas :
-daun duduk: Barringtonia asiatica (Keben)
-filodia: Acacia mangium (Mangium)


Senin, 22 Oktober 2018

Dendrologi Sesi UTS lms.ipb.ac.id

Tidak ada komentar :
Sobat mau uts yaa...
semangat yaa, nih mimin kasih slide lengkapnya



Minggu, 21 Oktober 2018

SLIDE 1 : NAMA POHON, FAMILI , DAN GAMBAR

Tidak ada komentar :
Contoh slide



Silahkan download SLIDE 1

Tabel Daun : Dendrology

Tidak ada komentar :

Hay sahabat forester,
berikut ini adalah daftar nama pohon beserta family dan cirinya untuk memudahkan kalian belajar dan menghafalnya dalam mata kuliah Dendrologi.




untuk 77 daftar lengkapnya silahkan klik http://infopade.com/7AST

Selamat belajar sobat forester!!

Senin, 04 Desember 2017

Puncak Salak 1 Via Cimelati

1 komentar :

          Gunung salak merupakan bagian dari komplek gunung berapi di jawa barat. Gunung ini meliputi kabupaten sukabumi dan bogor. sejak 2003 menjadi wilayah perluasan Taman Nasional Gunung Halimun, dan dikelola sebagai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.

Karena sekarang lagi di blog pendakian dan alam, mimin akan coba bahas salah satu jalur pendakian gunung salak, yaitu via Cimelati. Sebenarnya ada beberapa jalur yang bisa diakses untuk sampai puncak manik antara lain


Jalur Cidahu (Sukabumi)Jalur Giri Jaya (Curug Pilung)Jalur Kutajaya/CimelatiJalur Pasir Reungit 
dan beberapa jalur lagi yang kebetulan belum familiar bagi saya seorang pemula.

VIA CIMELATI (SUKABUMI)

Jalur cimelati merupakan jalur terpendek untuk mencapai puncak manik salak, perkiraan waktu sampai puncak mungkin 8 jam (normal). Mungkin bisa lebih cepat dari itu untuk yang sudah pro, bisa 5 jam, 3 jam dan mungkin ada yang lebih cepat lagi.

Jalur ini relatif lebih pendek dari pada jalur yang lain, tapi mungkin hampir tak ada bonus sepanjang jalur. Hanya lumpur, itu pasti kalau gunung salak saat hujan, akar , dan mungkin view yang biasa saja. Bagi saya gak recomended lah bagi pemula, atau kalo mau tes fisik bisa disini saja mungkin hehehee

Start - Pos 2

Awal pendakian melewati perkebunan yang tidak terlalu menanjak menuju Pos 1, perlu di ketahui untuk jalur cimelati ini terdapat 6 pos yang harus di lalui sebelum menuju Puncak, dan sumber air hanya terdapat di Pos 3 yaitu sebuah kran. Setelah melalui jalur tanah serta berbatu barulah tiba di Pos 1. Waktu tempuh dari pos 1 ke pos 2 sekitar 1,5 jam.

Pos 2 - Pos 3

Jalur Pos 2 menuju Ke pos 3 bisa di bilang jalurnya bertambah berat, selain kondisi fisik yang mulai terkuras jalur pendakiannya pun lebih berat dari yang sebelumnya tapi kebetulan dulu saya pas tektok sih, jadi gak terlalu capek hehehe. Setelah sekitar 1,5 jam kemudian tiba di Pos 3 dan saya ambil nesting dan kompor dulu untuk sekedar ngopi ngopi santai sambil ngobrol-ngobrol saya teman dan juga pendaki lain, saat itu bertemu dengan orang Bandung dan sempat ngobrol sampai 3 jam juga ( Parah).

Perjalanan dari pos 3 hingga ke puncak adalah jalur yang terberat, ya bisa dibilang seperti jalur gunung cikuray via pemancar (dengkul bertemu muka).Jalur ini didominasi oleh akar pohon licin, sedikit bebatuan untuk tumpuan dan udara yang terkadang berubah seketika.

Pos 3 ke Pos 4 

Jalur terpanjang antar pos, dengan track yang relatif  lebih menanjak lagi dari sebelumnya.


Pos 5

Selain jalurnya licin di sepanjang jalan pun banyak binatang Pacet yang sewaktu waktu dapat menempel di bagian tubuh kita yang tanpa kita sadari akan mengisap darah kita. Untuk ini disarankan bagi pendaki yang ingin mendaki Gunung salak alangkah baiknya menggunakan celana Panjang (Non jeans), lengan panjang, serta sepatu tracking.


Pos 6
Jalur pendakian menuju pos 6 semakin berat, pendaki akan banyak melewati pohon pohon Tumbang dan akar yang menjuntai yang dapat digunakan sebagai tumpuan, sangat jarang pendaki yang tidak terpeleset saat melewati jalur ini.

Tiba di Pos 6, dari sini jalur pendakian pendakian dilanjutkan dengan kemiringan yang semakin menjadi jadi, yang bila di tempuh tanpa istirahat dapat memakan waktu hingga 1 jam. setibanya di puncak salak kita akan di sambut pemakaman mbah salak dan pohon pohonnya yang khas.


Selasa, 21 November 2017

Pengalaman Pertama Mendaki

Tidak ada komentar :
Pengalamanku pertama kali mendaki adalah ketika aku kelas 1 MA, bersama dengan 5 orang teman saya, jadi total ada 6 orang (Saya, Afif, Fauzi, Arya, Riyanto dan Fedy). Kita memutuskan berangkat ke Gunung Puncak 29 yang berada di desa Rahtawu, Kudus. Yah, waktu itu kita hanya bermodal nekat, kita tak membawa alat apapun, kita hanya membeli roti dalam perjalanan menuju lokasi. πŸ˜‚

Sebelumnya kita belum pernah mendaki, jadi belum punya pengalaman apapun. Selama dalam perjalanan belum ada masalah. Kita berjalan, sambil menikmati pemandangan, dan menikmati segarnya udara di gunung. Namun, saya kehabisan tenaga, begitu melelahkan. Yah, maklum, ini baru pertama kali saya mendaki #Alasan aja sih, aslinya emang gak kuat, wkwk. πŸ˜‚ Ke 5 temanku pun sangat bersemangat, dan gak kelelahan sepertiku.

Hal yang fatal adalah kita juga tak membawa tenda, #gila gak tuh? πŸ˜‚. Namun untungnya, setelah sampai di puncak, terdapat rumah-rumahan yang terbuat dari seng, dan untungnya lagi rumah-rumahan tersebut kosong, sebelum kita gak ada pendaki yang menghuni tempat tersebut. Jadi, kita bisa bermalam di rumah-rumahan teraebut.

Puncak 29, adalah gunung pertama yang saya daki. Begitu indah ciptaan Tuhan ini. Ketika sampai puncak, kita disuguhkan pemandangan luar biasa, ya... Lautan Awan menjelang sore. Sangat indah. Tak henti hentinya saya dan teman-teman kagum melihat keindahan alam ini. Tapi, sayangnya, hanya ada sebuah hp butut dengan kamera seadanya πŸ˜‚. Jadi, gak ada dokumentasi yang memuaskan. πŸ˜‚πŸ˜‚

Malam pun tiba, ada sedikit kisah horor malam itu. Hawa dingin menusuk tulang, yah, akhirnya tubuh pun menggigil. Ditengah dinginnya malam itu, ada suara serak, dan mengerikan. #Hoekks, #Hoekks, seketika semakin menggigil tubuh ini. 😰Tiba-tiba salah satu temanku bicara,
"Mbah mbah afif, kancamu gene?" kata Fauzi
(Mbah mbah afif, temanmu kenapa itu?)
"πŸ˜‚Gak gene gene" Ucap Afif
(Gak kenapa-kenapa)
Ternyata, ada yang masuk angin malam itu. Bukan suara,, mmm... wkwk, hantu. Ada sedikit rasa khawatir. Bocah ini kenapa coba. Yah, akhirnya, dia pun diam. Gak hoek hoek lagi.πŸ˜‚

Tentang alam, sebenarnya sudah sejak kecil aku menyukai alam. Hal yang paling menyenangkan waktu aku kecil adalah ketika orang tuaku mengajakku ke hutan, untuk menanam pohon. Itu adalah hal yang sangat menyenangkan bagiku. Tapi mungkin, aku suka mendaki gunung setelah ke Puncak 29. Bagiku, tak perlu alasan untuk mendaki, seperti "Aku mencintaimu tanpa alasan", yah kurasa aku sudah jatuh cinta dengan gunung dan mendaki.

Minggu, 19 November 2017

10 Puncak Gunung Tertinggi di Pulau Jawa

Tidak ada komentar :
Pulau Jawa adalah salah satu pulau yang dilewati sirkum mediterania. Letaknya yang berada di zona konvergen yaitu pertemuan lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia menyebabkan terbentuknya banyak gunung dengan tipe strato/kerucut yang menjulang tinggi. Diantara gunung-gunung yang terbentuk di Pulau Jawa, Gunung Semeru-lah yang merupakan gunung tertinggi di pulau ini. Berikut adalah 10 gunung tertinggi di Pulau Jawa.

Daftar 10 Puncak Gunung Tertinggi di Pulau Jawa

1. Gunung Semeru, 3.676 mdpl

Gunung Semeru atau Sumeru adalah sebuah gunung berapi kerucut di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Gunung Semeru juga merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatera dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat. Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko. Gunung Semeru secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Gunung ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

2. Gunung Slamet, 3428 mdpl

Gunung Slamet adalah sebuah gunung berapi yang terdapat di Pulau Jawa. Gunung ini berada di perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah, dan merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa. Kawah IV merupakan kawah terakhir yang masih aktif sampai sekarang, dan terakhir aktif hingga pada level siaga medio-2009.

Gunung Slamet cukup populer sebagai sasaran pendakian meskipun medannya dikenal sulit. Di kaki gunung ini terletak kawasan wisata Baturraden yang menjadi andalan Kabupaten Banyumas karena hanya berjarak sekitar 15 km dari Purwokerto.

3. Gunung Sumbing, 3.371 mdpl

Gunung Sumbing adalah gunung api yang terdapat di Pulau Jawa, Indonesia. Tegak setinggi 3.371 meter dari permukaan laut, gunung ini terletak di tiga kabupaten Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang, Temanggung, dan Wonosobo. Bersama-sama dengan Gunung Sindoro, Gunung Sumbing membentuk bentang alam gunung kembar, seperti Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, apabila dilihat dari arah Temanggung. Celah antara gunung ini dan Gunung Sindoro dilalui oleh jalan provinsi yang menghubungkan kota Temanggung dan kota Wonosobo. Jalan ini biasa dijuluki sebagai ""Kledung Pass".

Tidak diketahui pasti kapan gunung ini meletus, tetapi di puncaknya terdapat kawah yang masih aktif.

4. Gunung Arjuno, 3.339 mdpl

Gunung Arjuno (atau Gunung Arjuna, dalam nama kuna) adalah sebuah gunung api bertipe Strato dengan ketinggian 3.339 m dpl dan berada di bawah pengelolaan Taman Hutan Raya Raden Soerjo. Gunung Arjuno merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa Timur setelah Gunung Semeru, serta menjadi yang tertinggi keempat di Pulau Jawa. Biasanya gunung ini dicapai dari tiga titik pendakian yang cukup dikenal yaitu dari Lawang, Tretes dan Batu. Nama Arjuno berasal dari salah satu tokoh pewayangan Mahabharata, Arjuna.

Gunung Arjuno bersebelahan dengan Gunung Welirang. Puncak Gunung Arjuno terletak pada satu punggungan yang sama dengan puncak gunung Welirang. Selain dari dua tempat di atas Gunung Arjuno dapat didaki dari berbagai arah yang lain. Gunung yang terletak di sebelah barat Batu, Jawa Timur ini juga merupakan salah satu tujuan pendakian. Di samping tingginya yang telah mencapai lebih dari 3000 meter, di gunung ini terdapat beberapa objek wisata. Salah satunya adalah objek wisata air terjun Kakek Bodo yang juga merupakan salah satu jalur pendakian menuju puncak Gunung Arjuno. Meskipun selain objek wisata air terjun Kakek Bodo terdapat pula air terjun lain, tetapi para wisatawan jarang yang mendatangi air terjun lainnya, mungkin karena letak dan sarana wisatanya kurang mendukung. Di kawasan lereng Gunung Arjuno juga terdapat mata air Sungai Brantas yang terletak di Desa Sumber Brantas, Bumiaji, Kota Batu yang merupakan sungai terpanjang kedua di Pulau Jawa setelah Sungai Bengawan Solo.

5. Gunung Raung, 3.332 mdpl

Gunung Raung merupakan sebuah gunung berapi yang terdapat di Jawa Timur, Indonesia dan mempunyai ketinggian setinggi 3.332 meter. Gunung Raung mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung. Puncak Gunung Raung merupakan puncak tertinggi dari kawasan Pegunungan Ijen. Gunung ini termasuk dalam wilayah tiga kabupaten, yaitu Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember.

6. Gunung Lawu, 3.265 mdpl

Gunung Lawu terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Status gunung ini adalah gunung api "istirahat" (diperkirakan terahkir meletus pada tanggal 28 November 1885) dan telah lama tidak aktif, terlihat dari rapatnya vegetasi serta puncaknya yang tererosi. Di lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih mengeluarkan uap air (fumarol) dan belerang (solfatara). Gunung Lawu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous. Gunung Lawu adalah sumber inspirasi dari nama kereta api Argo Lawu, kereta api eksekutif yang melayani Solo Balapan-Gambir.

Gunung Lawu memiliki tiga puncak, Puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah. Yang terakhir ini adalah puncak tertinggi.

Di lereng gunung ini terdapat sejumlah tempat yang populer sebagai tujuan wisata, terutama di daerah Tawangmangu, Cemorosewu, dan Sarangan. Agak ke bawah, di sisi barat terdapat dua komplek percandian dari masa akhir Majapahit: Candi Sukuh dan Candi Cetho. Di kaki gunung ini juga terletak komplek pemakaman kerabat Praja Mangkunagaran: Astana Girilayu dan Astana Mangadeg. Di dekat komplek ini terletak Astana Giribangun, mausoleum untuk keluarga presiden kedua Indonesia, Suharto.

7. Gunung Welirang, 3.156 mdpl

Gunung Welirang adalah sebuah gunung berapi aktif yang terletak di perbatasan Kabupaten Malang dan Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia. Gunung Welirang terletak pada satu punggungan yang sama dengan Gunung Arjuno, Gunung Kembar I, dan Gunung Kembar II.

"Welirang" atau "Walirang (nama kunanya) dalam bahasa Jawa berarti belerang. Di sekujur lerengnya ditumbuhi tetumbuhan kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Jalur pendakian dapat dilakukan melalui Desa Jubel, Kecamatan Pacet, Mojokerto. Di bagian sekitar puncak hidup tumbuhan endemik yang dinamakan penduduk setempat sebagai manis rejo.

8. Gunung Sindoro, 3.150 mdpl

Gunung Sindara, biasa disebut Sindoro, atau juga Sundoro (altitudo 3.150 meter di atas permukaan laut) merupakan sebuah gunung volkano aktif yang terletak di Jawa Tengah, Indonesia, dengan Temanggung sebagai kota terdekat. Gunung Sindara terletak berdampingan dengan Gunung Sumbing.

Kawah yang disertai jurang dapat ditemukan di sisi barat laut ke selatan gunung, dan yang terbesar disebut Kembang. Sebuah kubah lava kecil menempati puncak gunung berapi. Sejarah letusan Gunung Sindara yang telah terjadi sebagian besar berjenis ringan sampai sedang (letusan freatik).

9. Gunung Merbabu, 3.145 mdpl

Gunung Merbabu adalah gunung api yang bertipe Strato yang terletak secara geografis pada 7,5° LS dan 110,4° BT. Secara administratif gunung ini berada di wilayah Kabupaten Magelang di lereng sebelah barat dan Kabupaten Boyolali di lereng sebelah timur dan selatan,Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang di lereng sebelah utara, Provinsi Jawa Tengah.

Gunung Merbabu dikenal melalui naskah-naskah masa pra-Islam sebagai Gunung Damalung atau Gunung Pam(a)rihan. Di lerengnya pernah terdapat pertapaan terkenal dan pernah disinggahi oleh Bujangga Manik pada abad ke-15. Menurut etimologi, "merbabu" berasal dari gabungan kata "meru" (gunung) dan "abu" (abu). Nama ini baru muncul pada catatan-catatan Belanda.

Gunung ini pernah meletus pada tahun 1560 dan 1797. Dilaporkan juga pada tahun 1570 pernah meletus, akan tetapi belum dilakukan konfirmasi dan penelitian lebih lanjut. Puncak gunung Merbabu berada pada ketinggian 3.145 meter di atas permukaan air laut.

10. Gunung Argopuro, 3.088 mdpl

Gunung Argapura merupakan sebuah gunung yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia. Gunung Argapura mempunyai ketinggian setinggi 3.088 meter. Gunung ini sering juga disebut dengan Argopuro.

Gunung Argapura merupakan bekas gunung berapi yang sudah tidak aktif lagi.

Gunung ini termasuk bagian dari Pegunungan Iyang yang terletak di kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Gunung Argapura merupakan puncak tertinggi dari Pegunungan Iyang serta berada pada posisi di antara Gunung Semeru dan Gunung Raung. Ada beberapa puncak yang dimiliki oleh gunung ini. Puncak yang terkenal bernama Puncak Rengganis / Welirang (topografichen Dienst 1928). Sedangkan puncak tertingginya berada pada jarak ± 200 m di arah selatan puncak Rengganis. Puncak tertinggi ini bernama Argapoera dan ditandai dengan sebuah tugu ketinggian (triangulasi).

Gunung Argapura mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Gunung ini berada dalam wilayah Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Jember, Kabupaten Bondowoso, dan Kabupaten Situbondo, dengan puncak Rengganis ada di wilayah Kabupaten Jember. Di kawasan Puncak Rengganis konon menurut cerita masyarakat sekitar bermukim Dewi Rengganis, adik dari Nyi Roro Kidul.